Kamis, 17 Juli 2014

SAP REMATIK



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik                           : Penyakit Reumatik
Sub Topik                    : Pencegahan dan Pertolongan Pertama Pada Penderita Reumatik
Sasaran                        : Ny. H, anak dan menantu klien
Penyuluh                     : Lukman (Mahasiswa KKN TERPADU STIKES Andini Persada)
Tempat                        : Rumah klien
Hari / tanggal                : Senin, 26 Mei 2014
Waktu                          : 30 Menit
 

A.     Identifikasi Masalah
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi usia lanjut (lansia) juga meningkat. Tahun 1999, jumlah penduduk lansia di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa. Badan Kesehatan Dunia, WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia 60 juta jiwa, mungkin salah satu terbesar di dunia.
Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan besar membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot dan persendian ini memang sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes.
Meski tidak memberikan dampak spontan, rematik pada lansia akan memberikan dampak penting terhadap fungsi tubuh sehari-hari. Di antaranya masalah ketergantungan kepada orang lain dan kualitas hidup penderitanya. 
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemui di Indonesia. Biasanya terjadi di lutut dan umumnya menyerang wanita usia di atas 40 tahun. Penyebab utamanya adalah kegemukan dan menurunnya hormon estrogen.
Rheumatoid arthritis (RA). Jenis penyakit rematik ini kronis, ditandai nyeri dan pembengkakan sendi yang simetris. Umumnya mengenai sendi-sendi kecil seperti persendian tangan dan kaki, tetapi juga dapat menyerang otot, paru-paru, kulit, pembuluh darah, saraf, dan mata. Gejala khas RA adalah rasa kaku dan lemah di pagi hari yang berlangsung lebih dari satu jam.
Penyakit ini dapat mengenai semua orang di semua kelompok umur, terutama wanita usia produktif. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Proses penyakit ini dimulai akibat reaksi imun karena kelainan sistem pertahanan tubuh. Jika sudah sampai tahap ini, konsultasi ke dokter ahli adalah jalan terbaik dan hindari melakukan pengobatan sendiri karena bisa berakibat fatal.
Diharapkan Anda dapat mengendalikan beberapa gangguan rematik agar bisa hidup lebih baik dan tidak membebani orang di sekitar Anda.            
B.     Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, warga diharapkan mampu mengenal penyakit Reumatik dan dapat melakukan perawatan terhadap penduduk desa Suka Makmur yang menderita penyakit Reumatik.
C.     Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
1.      Menyebutkan pengertian Reumatik
2.      Menyebutkan penyebab Reumatik
3.      Menyebutkan tanda dan gejala Reumatik
D.    Sasaran
Klien
E.     Materi
Penyakit Reumatik
F.      Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi / tanya jawab
G.    Media
Leaflet
H.    Kriteria evaluasi
1.      Evaluasi struktur
Klien, anak dan menantu klien hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah klien di Dusun Mana Iman Desa Kalukku Barat.
2.      Evaluasi proses
Klien, anak dan menantu klien antusias terhadap materi penyuluhan
Klien, anak dan menantu klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Klien, anak dan menantu klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.



3.      Evaluasi hasil
Klien dan keluarga klien mengerti tentang penyakit Reumatik, dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, hal – hal yang memperberat penyakit Reumatik. Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Kegiatan Peneyuluh
Kegiatan Klien
1
3 menit
Pembukaan :
1.      Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2.      Memperkenalkan diri
3.      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4.      Menyebutkan materi yang akan diberikan

1.      Menjawab salam

2.      Mendengarkan
3.      Memperhatikan

4.      Memperhatikan
2.
15 menit
Pelaksanaan :
1.      Menjelaskan tentang pengertian penyakit Reumatik
2.      Menjelaskan tentang hal-hal baik penyebab, tanda-tanda dan gejala  penyakit Reumatik
3.      Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
4.      Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pencegahan terjadinya Reumatik
5.      Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

1.     Memperhatikan

2.     Memperhatikan


3.     Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
4.     Memperhatikan



5.     Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
3.
10 menit
Evaluasi :
1.      Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada ibu yang dapat menjawab pertanyaan.

1.      Menjawab pertanyaan
4.
2 menit
Terminasi :
1.      Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
2.      Mengucapkan salam penutup

1.      Mendengarkan

2.      Menjawab salam
 
Lampiram Materi
A.     Pengertian Rematik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak  namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis.
Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya.
Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung ujung tulang. Umumnya menyerang sendi sendi penopang tubuh seperti lutut pinggul,tulang belakang.Osteoartritis umumnya menyerang usia lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai parah.       
B.     Penyebab
1.      Atritis reumatoid
Daapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.

2.      Osteoartritis
Degenerasi atau ausnya kartilago ( jaringan elastis) yang seharusnya melingkari ujung ujung tulang tulang pada persendian.
Pencegahaanya :
Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri,sebaiknya berat badan diturunkan,sebab bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut atau tulang pinggul terlalu berat.
C.     Faktor Resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.
Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut beban.
D.    Manifestasi Klinik
1.      Osteoartitis
a.       Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
b.      Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
c.       Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
d.      Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2.      Artritus rematoid
a.       Sendi terasa kaku di pagi hari
b.      Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
c.       Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
d.      Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang hari
E.     Pencegah dan Penatalaksanaan  Mandiri
1.      Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan fisik
2.      Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan sebelumnya
3.      Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

F.      Penatalaksanaan
1.      Konsultasi kan penyakit rematik  anda dengan dokter ahli reumatologi.  Hal ini sangat penting untuk   menentukan penyebab rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk anda.  Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
2.      Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau lainya.
3.      Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel
4.      Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda.  Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
5.      Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah kelelahan dan nyeri.
6.      Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
7.      Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa nyeri










DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta





















1 komentar: