ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F
DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DUSUN MANA IMAN
DESA KALUKKU BARAT TAHUN 2014
OLEH :
NAMA :
LUKMAN
NIM
: 012010005
PROGRAM
STUDI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
ANDINI
PERSADA MAMUJU SUL-BAR
TAHUN
AKADEMIK 2013/2014
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA TN. F
DENGAN
SANITASI LINGKUNGAN DI DUSUN MANA IMAN
DESA
KALUKKU BARAT TAHUN 2014
A. PENGKAJIA Tanggal
: 25 Mei 2014
1. Data Umum
a. Kepala
Keluarga (KK) : Tn. F
b. Alamat
dan telepon : Dusun Mana Iman
Desa Kalukku Barat
c. Pekerjaan
KK : buruh batu merah
d. Pendidikan
KK : -
e. Komposisi
Keluarga : Ayah, istri dan 3 orang
anak
No
|
Nama
|
Jenis
|
Hub.
Kel. KK
|
Umur
|
Pend
|
Status
Imunisasi
|
Ket
|
|||||||||||||
BCG
|
POLIO
|
DPT
|
Hepatitis
|
Camapak
|
||||||||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
|
||||||||
1
|
Tn. F
|
L
|
Ayah
|
35
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
2
|
Ny. M
|
L
|
Ibu
|
30
|
SD
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
Tn. A
|
P
|
Anak
|
20
|
SD
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
4
|
Nn. M
|
P
|
Anak
|
14
|
SMP
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
5
|
An. M
|
P
|
Anak
|
8
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Genogram :
Ket :
:
Laki-Laki
:
Perempuan
: Klien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
f. Tipe
Keluarga : Keluarga inti
g. Suku
Bangsa : Makassar
h. Agama : Islam
i. Status
sosial ekonomi keluarga :
Pendapatan Tn. F sebagai buruh batu bata adalah
Rp. <1.000.000/bulan, penghasilan Tn. F dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
j.
Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga tidak pernah pergi rekreasi atau
jalan-jalan.
2.
Riwayat
dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap
perkembangan keluarga saat ini :
Pada saat ini keluarga Tn. F sedang berada pada
tahap perkembangan keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan).
b.
Tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi :
-
c.
Riwayat kesehatan keluarga inti :
Tn. F
tidak mempunyai penyakit keturunan. Anak Tn. F memiliki masalah kesehatan
d.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. F tidak mempunyai masalah dengan istirahat,
makan maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai penyakit menurun
(hipertensi) dan penyakit menular (TBC dan kusta). Ny. M tidak mempunyai
masalah kesehatan dan ke 3 anaknya.
3.
Data
Lingkungan
a. Karakteristik
rumah :
Luas rumah kira-kira 5 x 9 M2 tipe
rumah semi permanen dengan dinding rumah dari papan, jumlah ruangan tidur 2
kamar.
Denah
Rumah
U
B T
S
b. Karakteristik
tetangga dan komunitasnya :
Hubungan antar tetangga Tn. F baik saling
membantu bila ada tetangga yang membangun rumah dikerjakan saling gotong
royong.
c.
Mobilitas geografis keluarga :
Tn. F sebagai penduduk pendatang Dusun Mana
Iman Desa Kalukku Barat. Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat jauh,
kegiatan rutin Tn. F adalah buruh batu bata
d.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat :
Tn. F mulai bekerja pukul 07.00-17.00 Wita
yaitu buruh batu bata dan pada malam hari digunakan untuk berkumpul bersama
seluruh keluarganya.
e.
Sistem pendukung keluarga :
Rumah
keluarga Tn. F tidak jauh dari Poskesdes dan Puskesmas dapat ditempuh dalam waktu 10 menit. Poskkesdes dapat ditempuh dengan berjalan kaki sedangkan Puskesmas ditempuh dengan Angkutan umum. Semua anggota kelurga Tn. F tidak ada yang memiliki Askes/BPJS.
4.
Struktrur
keluarga
a. Struktur
peran :
1. Formal :
Tn. F sebagai KK, Ny. M sebagai IRT, Tn. A sebagai anak laki-laki, Nn. M
sebagai anak perempuan An. M sebagai anak perempuan dan Ny. Y sebagai menantu
2. Informal
: Tn. F sebagai pencari nafkah dengan dibantu Tn. A
b.
Nilai atau norma keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang
mengatur yaitu Allah SWT demikian pula dengan sehat sakit. Keluarga juga
percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawah ke
poskesdes.
c.
Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan
bahasa Makassar.
d.
Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga Tn. F adalah penentu keputusan
terhadap suatu masalah.
5.
Struktrur
Keluarga
a. Fungsi
ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali
sehari, pakaian untuk anak dan biaya sekolah.
b.
Fungsi mendapatkan status sosial :
Keluarga tercatat sebagai warga Dusun Mana Iman
Desa Kalukku Barat
c.
Fungsi pendidikan :
Tn. F slalu memikirkan agar anak keduanya tetap
melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi meskipun penghasilan kurang dari
cukup.
d.
Fungsi sosialisasi :
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah,
hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang ada.
e.
Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan)
kesehatan
a. Mengenal
masalah kesehatan :
Tn. F mengatakan anaknya kena penyakit gatal-gatal pada badan dan
sudah meminta obat di Poskesdes
b. Mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Bila anaknya sakit Tn. F langsung membawah
anaknya ke poskesdes
c. Kemampuan
merawat anggota keluarga yang sakit :
Tn. F masih memberikan makanan yang sama dengan
anggota keluarga yang lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai dan waktunya
kurang lama, namun selalu memberikan obat yang di kasi oleh petugas poskesdes
d. Kemampuan
keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari
e. Kemampuan
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :
Keluarga selalu memeriksakan diri ke poskesdes
bila ada masalah kesehatan yang di alami.
f.
Fungsi religius :
Keluarga jarang melaksanakan shalat 5 waktu
g.
Fungsi rekreasi :
Tidak ada kebiasaan rekreasi dalam keluarga.
Keluarga berkumpul waktu malam hari
h.
Fungsi reproduksi :
Jumlah anak 3 orang, anak pertama sudah
berkeluarga, anak ke kedua masih sekolah di SMP, anak ke tiga masih belum
sekolah. Dan Ny. M tidak mau ikut KB
i.
Fungsi afeksi :
Keluarga Tn. F mengatakan berusaha memelihara
keharmonisan antar anggota keluarga, saling menyayangi, dan menghormati.
Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang
membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
6.
Stres
dan Koping Keluarga
a. Stresor
jangka pendek dan panjang :
Keluarga Tn. F berharap agar tetap dalam
keadaan sehat. Tn. F juga selalu berharap yang terbaik untuk anaknya.
b. Kemampuan
keluarga berespons terhadap stresor :
Keluarga Tn. F jika menghadapi suatu masalah,
Tn. F dan istri serta anak-anaknya menghadapi masalah tersebut dengan
bermusyawarah, sabar, berdo’a dan bertawakal kepada Allah SWT agar masalahnya
dapat terselesaikan dengan baik.
c.
Strategi koping yang digunakan :
Apabila ada permasalahan dalam keluarga,
biasanya Tn. F meminta bantuan istri dan anak-anaknya untuk memutuskan dan
menyelesaikan, walaupun sebelumnya dimusyawarahkan terlebih dahulu.
d.
Strategi adaptasi fungsional :
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga
Tn. F biasanya mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah
tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan
keseharian.
7.
Pemeriksaan
Kesehatan Tiap Anggota Keluarga
No
|
Pemeriksaan
Fisik
|
Tn. F
|
Ny. S
|
Tn. A
|
An. M
|
An. M
|
1
|
Kepala
|
Simetris,
rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris,
rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris,
rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris,
rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris,
rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
2.
|
Leher
|
leher
tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher
tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher
tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher
tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher
tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
3.
|
Mata
|
Konjungtiva
tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva
tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva
tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva
tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva
tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
4.
|
Telinga
|
Simetris,
keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris,
keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris,
keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris,
keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris,
keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
5.
|
Hidung
|
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
6.
|
Mulut
|
Mukosa
mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa
mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa
mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa
mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa
mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
7.
|
Dada
|
Pergerakan
dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing(-)
|
Pergerakan
dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing(-)
|
Pergerakan
dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan
dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan
dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
8.
|
Abdomen
|
Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung,
pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
9.
|
TTV
|
TD
: 120/80 mmHg
N :
74x/m,
S : 360C
R:
20x/m
|
TD
:110/90 mmHg,
N :
100x/m,
S :
36,50C
R:
20x/m
|
TD:
110/80 mmHg
R: 18
x/mnt
N: 84
x/mnt
S:
37,2OC
R:
20x/m
|
TD:
100/80 mmHg
R: 18
x/mnt
N: 72
x/mnt
S:370C
R:
20x/m
|
TD:
110/80 mmHg
R: 18
x/mnt
N: 84
x/mnt
S:
37,2OC
R:
20x/m
|
8.
Harapan
Keluarga
Keluarga Tn. F sangat berharap agar petugas kesehatan
lebih peduli pada orang yang tidak mampu serta tidak membeda-bedakan golongan.
B.
Diagnosa Keperawatan Keluarga
1.
Analisa Data
No.
|
Data
|
Masalah/ Diagnosa Keperawatan
|
1.
|
DS :
1. Keluarga
mengatakan tidak mempunyai tempat sampah
2. Keluarga
mengatakan tidak memiliki sumur
3. Keluarga
mengatakan tidak memiliki kamar mandi dan WC
4. Keluarga
mengatakan cara penyajian makanan tertutup tapi kadang terbuka
5. Anak
ke-2 dan Anak ke-3 belum diiminusasi karena ayah takut anaknya panas
6. Ventilasi
yang kurang, kebersihan kurang
DO :
1. Tidak
adanya tempat pembuangan sampah
2. Tn. F
numpang mandi di sumur tetangga
3. Keluarga
Tn. F BAB sembarang tempat
4. Perabotan
dapur sedikit berantakan
|
1. Resiko
terjadinya penyakit diare
2. Keluarga
belum mengetahui manfaat imunisasi pada anak.
3. Keluarga
kurang mengetahui pentingnya ventilasi dan kebersihan rumah.
|
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
No.
|
Diagnosis Keperawatan (PES)
|
1
|
Resiko
timbulnya penyakit diare, malaria, tifoid, DBD, berhubungan dengan
ketidaksanggupan memelihara lingkungan
rumah.
|
2
|
Ketidak tahuan keluarga
tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan dengan
tingkat pendidikan yang rendah.
|
3
|
Ketidaksanggupan memelihara
lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota
keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
|
3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan
DX : Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tifoid, DBD,
berhubungan dengan ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah.
No.
Diag. Kep.
|
Kriteria
|
Bobot
|
Nilai
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah :
Ancaman
kesehatan
|
1
|
2
/3 x 1
=2/3
|
Keluarga
kurang mengetahui pengaruh lingkungan seperti tidak memiliki WC dan cara penyajian makanan yang kadang terbuka
dapat menimbulkan diare
|
2.
|
Kemungkinan
Masalah
diubah :
Hanya
sebagian
|
2
|
1 /
2 x2
=1
|
Keluarga
kurang paham bahwa kesehatan lingkungan dan prilaku dapat mempengaruhi
kesehatan diri.
|
3.
|
Potensial
Masalah untuk dicegah :
cukup
|
1
|
2 /
3 x 1
=2
/ 3
|
Keluarga
mau mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan
|
4.
|
Menonjolnya
masalah untuk dicegah :
Masalah
tidak dirasakan
|
1
|
0 /
2 x1
=0
|
Keluarga belum mengalami masalah kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dan prilaku yang tidak sehat
|
Total
Skor
|
1 4/6
|
DX : Ketidak tahuan
keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan
dengan tingkat pendidikan yang rendah.
No
|
Kriteria
|
Bobot
|
Nilai
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat
masalah
|
2/3 X 1
|
2/3
|
Ancaman kesehatan.
|
2.
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
|
2/2 X 2
|
2
|
Masalah dapat mudah dirubah karena biaya
dapat dijangkau keluarga.
|
3.
|
Potensi
pencegahan
|
3/3 X 1
|
1
|
Kepekaan terhadap penyakit dapat dicegah.
|
4.
|
Menonjolnya
masalah
|
1/2 X 1
|
1/2
|
Keluarga menyadari masalah tapi beban segera
diberikan.
|
Total
Skor
|
3 3/6
|
DX : Ketidaksanggupan
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
anggota keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan pentingnya sanitasi
lingkungan.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat masalah
|
2/3 X
1
|
2/3
|
Ancaman
kesehatan.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat
diubah
|
1/2 X
2
|
1
|
Ada
kemauan keluarga untuk membersihkan rumah
|
3.
|
Potensi pencegahan
|
2/3 X
1
|
2/3
|
Kepekaan
terhadap penyakit dapat dicegah.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
0/2 X
1
|
0
|
Keluarga
menyadari masalah tapi beban segera diberikan.
|
Total
Skor
|
1 4/6
|
4. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas
|
Diagnosis Keperawatan
|
Skor
|
1.
|
Ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya
pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
rendah.
|
3 3/6
|
2.
|
Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tipoid,
DBD sehubungan dengan ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah
|
1 4/6
|
3
|
Ketidaksanggupan memelihara
lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota
keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
|
1 4/6
|
5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
DX: Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tipoid, DBD
sehubungan dengan ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah
Tujuan
|
Kriteria
Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standar
|
|
Setelah
memberikan penyuluhan kesehatan lingkungan diharapkan dapat memelihara
lingkungan.
|
Setelah
dilakukan kunjungan di harapkan keluarga mampu memahami tentang kesehatan
lingkungan.
|
Respon
verbal
|
1. Keluarga mampu memelihara lingkungan yang aman dan
sehat
2. Keluarga dapat membuat keadaan dapur rapi dan besih
|
Berikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang pentingnya kesehatan, yaitu PHBS
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Ketidak
tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak
berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah.
|
1. Penyuluhan
kesehatan kepada keluarga tentang
imunisasi, meliputi :
a. pengertian
imunisasi.
b. Macam
–macam imunisasi.
c. Manfaat
imunisasi.
d. Efek
samping imunisasi dan cara mengatasi.
e. Cara
mendapatkan imunisasi
|
Keluarga
mampu menjelaskan pokok bahasan dan memahaminya serta mau melaksanakan.
|
2
|
Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tipoid,
DBD berhubungan dengan ketidaksanggupan memelihara
lingkungan rumah
|
1. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga
tentang pentingnya kesehatan
2. Menjelaskan kepada keluarga mengenai akibat-akibat
yang akan timbul akibat sanitasi lingkungan yang buruk
3. Memberikan motivasi kepada keluarga untuk selalu
membersihkan dapur, perabotan ditata dengan rapi
4. Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga mengerti
tentang pentingnya kesehatan lingkungan
5. Memantau apakah keluarga sudah membersihkan dapur
dan menata perabotan
6. Mengamati kembali apakah saran yang diberikan mampu
dilakukan oleh keluarga atau tidak
7. Mengamati apakah keluarga sudah membersihkan dapur
dan menata perabotan
8. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang
sanitasi lingkungan yang buruk
9. Menjelaskan kepada keluarga syarat pembuatan jamban
dan sumur
10. Menanyakan kembali apakah keluarga mengerti tentang
penjelasan yang telah diberikan
11. Mengamati kembali apakah keluarga sering membersihkan lingkungan khususnya bagian dapur
|
1.
Keluarga
mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2.
Keluarga
mengikuti anjuran yang diberikan
3.
Keluarga
belum menata perabotan dapur
4. Keluarga belum menata perabotan dapur dengan rapi
5. Keluarga tidak mengikuti saran yang telah diberikan
6. Keluarga belum menata perabotan dapur
7. Keluarga mengatakan sudah mengeti tentang penjelasan
yang diberikan
8. Keluarga belum menata perabotan dapur
9. Keluarga sudah membersihkan dapur dan menata
perabotan
|
3
|
Ketidaksanggupan
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan pentingnya
sanitasi lingkungan
|
1. Memberikan
penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang :
a. Ventilasi
rumah dan kebersihan rumah dalam hubungannya dengan kesehatan
|
Keluarga
mengerti dan memahami pokok bahasannya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar