Kamis, 19 Maret 2015

ASKEP ASMA BRONCHIAL



LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONCHIAL
A.    Pengartian
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. ( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
B.     Penyebab
1.       Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
a.      Reaksi antigen-antibodi
b.     Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
2.       Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
a.      Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
b.      Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
c.      Iritan : kimia
d.     Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
e.      Emosional : takut, cemas dan tegang
f.       Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
(Suriadi, 2001 : 7)



C.    Tanda Dan Gejala

1.       Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c. Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f.  BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

a.       Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b.      Whezing
c.       Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d.      Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
a.       Batuk, ronchi
b.       Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c.       Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d.      Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e.       Thorak seperti barel chest
f.        Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g.       Sianosis
h.       BGA Pa O2 kurang dari 80%
i.         Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j.         Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)























Pathways ASMA BRONCKHIAL


           Spasme otot                     Sumbatan                  Edema                 Inflamasi 
            bronchus                           mukus                                                   dinding bronchus
           
 

 Mk : Tak efektif                  Obstruksi sal nafas                 Alveoli tertutup
          bersihan                     ( bronchospasme )
          jalan nafas                       
                                                                                      Hipoksemia       Mk : Gg Pertuka
                                                                                                                        ran gas


 
                                       Penyempitan jalan                Asidosis metabolik
                                                   nafas








 
                                       Peningkatan kerja             Mk : Kurang pengetahuan
                                               pernafasan

                  Peningkatan kebut                     Penurunan
                         oksigen                                masukan oral






 
               
                    Hyperventilasi                          Mk : Perub nutrisi
                                                                              kurang dari
                                                                              kebutuhan tbh
                      Retensi CO2

                    Asidosis respiratorik




D.    Pemeriksaan Penunjang
            Spirometri
            Uji provokasi bronkus
            Pemeriksaan sputum
            Pemeriksaan cosinofit total
            Uji kulit
            Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
            Foto dada
            Analisis gas darah
















KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
Proses pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah:
1.      aktifitas/istirahat
gejala :
a.       keletihan, kelelahan, malaise.
b.      Ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari karena sulit bernafas.
c.       Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
d.      Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau latihan.
            Tanda : keletihan, gelisah, insomnia.
2.      Sirkulasi
Gejala : pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : peningkatan tekanan darah
a.       Peningkatan frekuensi jantung
b.      Distensi vena leher
c.       Sianosis: area sirkumolar dasar kuku
d.      Pucat dapat menunjukkan anemia.
3.      integritas ego
gejala :
a.       peningkatan factor risiko
b.      perubahan pola hidup
tanda : ansietas, ketakutan, peka rangsang.
4.      makanan/cairan
gejala :
a.       mual/muntah
b.      ketidakmampuan untuk makan karena distress
tanda :
a.       diaforesis
b.      penurunan berat badan.
5.      Hygiene
Gejala  : penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktifitas sehari-hari
Tanda : kebersihan buruk
6.      Pernafasan
            Gejala  : nafas pendek
            Tanda  :          
a.       awitan distress pernafasan tiba-tiba
b.      Perpanjangan ekspirasi mengi
c.       Perpendekan periode inspirasi
d.      Retraksi interkostal sternal
e.       Penggunaan otot-otot eksesorik pernafasan
f.       Sesak nafas
g.      Klekels
h.      Bunyi nafas
i.        Mengi, penurunan nafas sampai bunyi nafas tidak terdengar.


7.      Keamanan
Gejala :
a.       riwayat reaksi alergi
b.      Kemerahan (diaforesis)
8.      Seksualitas
Gejala : penurunan libido
9.      interaksi social
gejala :
a.       hubungan ketergantungan
b.      kurang sistem pendukung
c.       penyakit lama/ketidakmampuan membaik
tanda :
a.       ketidakmampuan untuk membuat/mempertahankan suara karena distress pernafasan
b.      keterbatasan mobilitas fisik.
10.  penyuluhan/pembelajaran
gejala :
a.       penyalahgunaan obat pernafasan
b.      kesulitan menghentikan merokok
c.       penggunaan alcohol
d.      kegagalan untuk membaik
B.     Fokus Intervensi
1.      kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan factor serangan asma menetap.
Batasan karakteristik : mengi dan dispnea yang berat, sianosis dan penggunaan obat
asesori pernafasan.
Hasil pasien :  mendemonstrasikan perbaikan ventilasi.
Kriteria evaluasi :  frekuensi nafas 12-24/menit, bunyi nafas bersih, frekuensi nadi 60
100/menit, warna kulit normal, tidak ada dispnea, GDA dalam batas normal.
No.
Intervensi
Rasional
1.








2.

3.






4.


5.










6.




7.

8.






9.
Pantau
a.       status pernafasan (apendiks A) setiap 4 jam
b.      hasil keadaan teofilin serum
c.       hasil GDA
d.      nadi oksimetri
e.       hasil sinar X dada, fungsi paru dan analisa sputum
f.       masukan dan haluaran
tempatkan pasien pada posisi fowler’s

mulailah pemberian terapi IV sesuai anjuran. Lakukan perawatan infus.





Berikan oksigen melalui kanul nasal 4 liter/menit selanjutnya sesuaikan dengan hasil PaO2.
Berikan pengobatan yang telah ditentukan, seperti epinefrin, terbutelin, aminopilin, dan kortikosteroid.
Evaluasi keefektifannya, konsul dokter jika terjadi reaksi yang merugikan. Teliti kembali semua pengobatan yang telah ditentukan jika interaki antara obat merugikan. Lihat referensi farmakologi dan konsul kepada ahli farmasi.


Laksanakan pengobatan dan konsul dokter bila tanda-tanda toksisetas teofilin terjadi (mual, muntah, distensi abnormal, teofilin serum di atas rencana normal).
Gunakan spirometer intensif setiap 2 jam.

Yakinkan bahwa pengobatan paru (fisioterapi, terapi aerosol) diberikan sesuai dengan yang telah ditentukan. Tentukan pengobatan aerosol tambahan bila kegawatan nafas terjadi antara interfal yang telah ditentukan.

Konsul dokter jika gejala-gejala terjadi setelah 1 jam pemberian terapi atau bila kondisi bertambah jelek (bila tercapainya keadaan di mana PaCO2 melebihi PaO2 apnea terjadi, status mental menurun atau pasien dalam keadaan hampir kolaps akibat kelelahan yang disebabkan usaha yang sulit bernafas).
1.      Untuk mengidentifikasi indikasi kearah kemajuan atau penyimpangan dari hasil pasien.






2.      Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru-paru lebih baik.
3.      Untuk meningkatkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji keadaan vaskuler untuk pemberian obat-obatan darurat, kebanyakan pasien telah mengalami dehidrasi ketika mereka meminta pertolongan medis.
4.      Pemberian O2 mengurangi beban kerja otot-otot pernafasan.

5.      Epinefrin dan ebutalin menghentikan reaksi alergi dan adilatasi bronkiolus dengan meniadakan aktifitas histamine aminofilin melebarkan bronkiolus dengan merangsang peningkatan produksi zat kimia yang menghambat penyempitan otot bronchial. Kortikosteroid membantu mengurangi peradangan lapisan mukosa bronchial.
6.      Dokter akan mengurangi dosis untuk memperbaiki toksisitas.



7.      Untuk memudahkan nafas dalam dan mencegah atelektasis.
8.      Tindakan ini mengurangi sekresi bronchial.





9.      Hal-hal ini menunjukkan dibutuhkannya intubasi endotrakeal dan pemasangan ventilator mekanis.

2.      Ansietas berhubungan dengan factor takut sulit bernafas disebabkan gagal nafas yang berat, kurang pengetahuan tentang rencana pengobatan dan pemeriksaan.
Batasan karakteristik : menyampaikan perasaan takut sulit bernafas, ketakutan,
ekspresi wajah tegang, menyatakan kesulitan bernafas.
Hasil pasien : mendemonstrasikan ansietas berkurang.
Criteria evaluasi : ekspresi wajah tenang, pernafasan 12-24/ menit, rasa takut dan g
ugup berkurang.
No.
Intervensi
Rasional
1.






2.

3.











Tetap berada di samping pasien atau minta seseorang untuk mendampinginya sampai gawat nafas mulai berkurang, pertahankan pendekatan yang tenang dan percaya diri.


Batasi pengunjung sampai batas nafas teratasi.
Gunakan penjelas yang mudah dan singkat bila memberikan informasi atau instruksi, contoh “duduk” nafas lambat dan dalam jelaskan dari tujuan semua pengobatan yang telah dilakukan. Berikan penjelasan pemeriksaan diagnostic
a.       tujuan
b.      gambaran singkat
c.       persiapan yang dibutuhkan
d.      perawatan sesudah pemeriksaan tersebut.
1.      Ansietas akan berkurang apabila pasien merasa ditangani oleh tim kesehatan yang kompeten.




2.      Pengunjung dapat menjadi sumber stress.
3.      Tingkat ansietas yang tinggi menghambat pembelajaran penjelasan tentang apa yang diharapkan membantu mengontrol ansietas.

Diagnosa keperawatan III   :  perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan        :  dispnea, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual/muntah.
Kemungkinan dibuktikan : penurunan berat badan
                                             Kehilangan massa otot, tonus otot buruk
                                             Kelemahan
                                             Mengeluh gangguan sensasi pengecap
                                             Keengganan untuk makan.
Criteria hasil                      : menunjukkan peningkatan BB.

No.
Intervensi
Rasional
1.



2.




3.



4.



5.



6.


kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini, catat derajat kesulitan makan, evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Auskultasi bunyi usus.
Berikan perawatan oral sering, buang secret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai.
Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.


Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin
Timbang BB sesuai indikasi.

Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah cerna dan nutrisi seimbang.
Kaji pemeriksaan laboratorium, mis: albumin serum, transferin, dll.
1.      Pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dispnea.


2.      Penurunan/inproaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi yang berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, penurunan aktifitas, hipoksemia.
3.      Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah utama terhadap nafsu makan.
4.      Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori total.
5.      Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu nafas abdomen dan gerakan diafragma, dan dapat meningkatkan dispnea.
6.      Suhu ekstrim dapat mencetuskan spasme batuk.
.
Daftar Pustaka
Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.
Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam : jilid 1. Jakarta : FKUI
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.
Udith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Jakarta, EGC