Kamis, 17 Juli 2014

ASKEP TUMOR ABDOMEN



ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. P DENGAN TUMOR ABDOMEN
DIRUANGAN MELATI RSUD KABUPATEN MAMUJU

STIkes Andini Persada.jpg

OLEH :
NAMA        : LUKMAN
NIM            : 012010005
    CI LAHAN                                                         CI INSTITUSI


Ns. Sitti Aminah, S. Kep                                  I Kadek Dwi Suarjana, S. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
                           ANDINI PERSADA MAMUJU SUL-BAR                          
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
SI KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR ABDOMEN
A.     Pengertian
Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000)
Tumor adalah : massa padat  besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm. ( Carwin, Elizabeth.J. 2000)
Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. (http///tumor abdomen.html)
B.     Etiologi 
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1.      Karsinogen
2.      Hormone
3.      Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat.
4.      Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5.      Genetic
6.      Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
C.  Patofisiologi
      Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
      Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kempuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang lmenghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
     Jarinagan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).
     Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
     Meskipun penyakit ini  dapat diuraikan secara umumn seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2001).
D.    Manifestasi Klinik
1.      Hiperplasia
2.      Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3.      Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
4.      Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5.      Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
6.      Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
7.      Nyeri
8.      Anoreksia, mual, muntah.
9.      Penurunan berat badan.
E.     Test diagnostic
Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam mengevakluasi malignansi meliputi:
1.      Marker tumo
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2.      Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambatan berbagai struktur tubuh.
3.      CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4.      Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan; dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.
5.      Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.
6.      Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7.      Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan  pencitraan yang menkadi yempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer, Suzanne C.2001).
F.      Penatalaksanaan medic
1.      Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
2.      Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001)
3.      Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
4.      Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
8.      Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).



























Daftar Pustaka
Aziz Halimul Hidayat, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema Medika.
Budi Kusuma, 2001, Ilmu Patologi, Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta: EGC
Doenges, E.M, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Elizabet J. Corwin, 2000. Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
E, Oswari, 2000, Bedah dan Perawatanya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Gale,Danielle RN, MS, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Smelster Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.Jakarta : EGC.






















ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. ” P ” DENGAN TUMOR ABDOMEN

Asuhan keperawatan pada    : Tn. “ P ”
Dengan diagnosa medis         :Tumor Abdomen
Di ruang                                  : Melati
Tanggal                                   : 23 September 2013

A.     Identitas
1.      Identitas Pasien
Nama                           : Tn. ” P ”
Umur                            : 47 tahun
Agama              : Kristen protestan
Jenis Kelamin                : Laki-laki
Status                           : Kawin
Pendidikan                    : smp
Pekerjaan                     : Petani
Suku Bangsa                 : Mamasa/indonesia
Alamat                          : Jl. Soekarno Hatta
Tanggal Masuk : 23 september 2013
Tanggal Pengkajian       : 24 september 2013
No. Register                 : 03 74 76
Diagnosa Medis            : Tumor Abdomen
Penanggung jawab        : Askes/Astek/Jamsostek/Sendiri
2.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                           : desi
Umur                            : 45 tahun
Hub. Dengan Pasien      : Istri
Pekerjaan                     : IRT
Alamat                          : Jl. Soekarno Hatta



B.     Riwayat Sakit Dan Kesehatan
1.    Keluhan utama                                        : sakit perut
2.    Riwayat penyakit sekarang                      : sakit perut
3.    Riwayat penyakit dahulu              : -        
4.      Riwayat alergi                                          : -        
5.      Riwayat kesehatan keluarga                     : -        
6.      Susunan keluarga (genogram)                   :







 



                                                    


 





Ket      :                                
     : Laki-laki
     : Perempuan
     : Klien
     : Meninggal
     : Ada hubungan
. . . .     : Tinggal serumah
   ?       : Umur tidak diketahui



C.     Pola Fungsi Kesehatan
1.      Pola Nutrisi/Metabolik
a.       Makan
1)      Jenis                                : nasi, sayur, dan ikan
2)      Porsi                               : sedang
3)      Frekuensi                        : 3 x sehari
4)      Diet khusus                      : -
5)      Makanan yang disukai     : -
6)      Pantangan                        : -
7)      Nafsu makan                   :
(     ) Normal                                   (    ) Meningkat             ( √ ) Menurun
(     ) Mual                                       (    ) Muntah                             (    ) Stomatitis
8)      Keterangan                                  :
9)      Kesulitan Menelan                       :           (    ) Ya                        ( √ ) Tidak
10)     Gigi palsu                                    :           (    ) Ya                        (  √ ) Tidak
b.      Minum
1)      Frekuensi                        : 1-8 gelas/hari
2)      Jumlah                             : ± 2000 cc
3)      Jenis                                : Air putih
2.      Persepsi/Penatalaksanaan Kesehatan
Klien yakin akan sembuh dari penyakitnya
3.      Pola istirahat Tidur
a.       Waktu tidur                           : tidak menentu
b.      Jumlah                                   : tidak menentu
c.       Insomnia                                : tidak menentu
4.      Pola Aktifitas dan Latihan
a.       Alat bantu                              : Ya
b.      Kebersihan Diri                     :
1)      Mandi                             : 2x/hr
2)      Gosok gigi                       : 2x/hr
3)      Keramas                         : tidak menentu x/hr
4)      Potong kuku                    : tidak menentu x/hr
c.       Aktifitas Sehari-hari               : petani
d.      Rekreasi                                : -
e.       Kemampuan Perawatan diri   :

Aktifitas

0
1
2
3
4
Mandi




Berpakaian




Eliminasi




Mobilisasi
Ditempat tidur




Pindah




Ambulasi




Naik tangga




               Keterangan       :
Skor :   0 : mandiri
                        1 : dibantu sebagian
                        2 : perlu bantuan orang lain
                        3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4     : Tergantung tidak mampu
5        Pola Eliminasi
a.       BAB
1)       Frekuensi             : Bervariasi dari 1-3x sampai setiap kali tiap 3 hari
2)         Konsistensi                      : Lembap, berbentuk
3)      Warna                             : cokelat
4)      Masalah yang dirasakan   : -
5)       Ket. Lainnya                    : -
b.      BAK
1)      Frekuensi                          : tidak menentu
2)      Masalah yang dirasakan    : -
3)      Ket. Lainnya                     : -
5.      Pola Nilai dan Kepercayaan
a.       pelaksanaan ibadah                : tiap hari minggu
b.      larangan/pantangan agama      : -
c.       ket. Lainnya                           : -
d.      pola seksual reproduksi         : baik,
6.      Pola Kognitif Perceptual
a.       Bicara                                   : baik
b.      Bahasa                                  : bahasa Indonesia/mamasa
c.       Kemampuan membaca          : kurang
d.      Tingkat ansietas                     : -
e.       Perubahan sensori                  : -
7.      Pola Koping
a.       kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya            : Ya
b.      koping adaptasi yang sering dipakai                : -
8.      Pola Peran Berhubungan
a.       Status perkawinan                             : kawin
b.      pekerjaan                                          : petani
c.       Kualitas bekerja                                : baik
d.      Hubungan dengan orang lain   : baik
e.       Sistem pendukung                              : baik

Pengkajian Fisik
Batas Normal
Hasil Pemeriksaan
Tanda-tanda vital
Suhu 36-37 ­­oCNadi 60-100x/menit, Tensi rata-rata 130/80 mmhg, RR 16-24x/menit.
Tanda-Tanda Vital
a.       Suhu                      : 36, 7oC
b.      Nadi                       : 80 x/i
c.       Tekanan darah       : 110/80 mmHg
d.      Respirasi rate        : 22 x/i
e.       Berat badan           : 52 kg
f.        Tinggi badan          : 165cm

Pernafasan (Respiratory)
Bentuk dada simetri, sputum sedikit dan jernih, pola napas regular, vocal premituslapangan paru tidak meningkat dan tidak menurun, suara perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler, suara tambahan tidak ada.
Inspeksi
1.      Bentuk dada      : simetris
2.      Sekresi dan batuk
a.       Batuk      : -
b.      Sputum   : -
c.       Warna     : -
3.      Pola nafas       : baik
Palpasi
1.      Tractil fremitis/fremitus vocal
a.       Meningkat     lokasi : -
b.      Menurun        Lokasi : -
c.       Lain-lain                      : -
Perkusi
1.      Suara perkusi ditimbulkan :
Lainnya : -
Auskultasi
1.      Auskultasi suara nafas
a.       Vesikuler di                : -
b.      Broncho vesicular di : -
c.       Bronchial di                : -
2.      Suara ucapan (vocal resonansi)
3.      Suara tambahan
a.       Rales,lokasi                   : -
b.      Ronchi,lokasi                 : -
c.       Pleura friction-rub, lokasi : -
              
Cardiovaskuler
Iktus cordis berada di ICS 5 lebar 1 cm, heart rate sama dengan nadi dengan frekuensi normal antara 80-100x/mnitreguler, auskultasi bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan
Inspeksi
Iktus cordis teraba pada : -
Palpasi
1.      Iktus cordis                 : -
2.      Frekuensi heart rate : -
Ket. : -
3.      Nadi : 80 x/i
Ket. :


Perkusi
1.      Pembesaran jantung : -
2.      Nyeri dada               : -
Auskultasi
( √ )normal
(   ) tambahan :
Jenis                : -

Persyarafan (Neurogical)
Kesadaran compos mentis, GCS 15, reflex bicep, tricep, patella dan archilles (+), babinsky (-), koordinasi gerak baik, kesemutan (-), kejang (-)
1.      Tingkat kesadaran   :Compos mentis
2.      GCS                         : 15
Mata : 4 , bicara : 5 , gerakan : 6
3.      Reflek
·        Reflek bicep      : (+)
·        Reflek tricep      : (+)
·        Reflek patella     : (+)
·        Reflek achilese   : (+)
·        Babinsky : (-)
4.      Lainnya :
5.      Koordinasi gerak : baik
6.      Kejang : (-)
7.      Perasa :(-)

Gastrointestinal
Abdomen datar, tepi perut dan umbilicus tidak menonjol, bendungan pembulu darah dikulit abdomen tidak ada, peristaltic usus 5-35/m, nyeri umum dan nyeri khusus tidak ada, ancietas tidak ada.
Inspeksi
1.      Bentuk         : simetris
2.      Tepi perut    : tidak menonjol
3.      Bendungan pembuluh darah vena
Abdomen      : tidak ada
Arah alirannya : -

Auskultasi
1.      Bunyi peristaltic usus  : 5-35 x/mnt
Palpasi
1.      Palpasi umum                :
( ) tidak ada nyeri
( √ ) nyeri umum, lokasi : Perut
( ) massa atau benjolan, Lokasi :
2.      Palpasi khusus
a.       Pembesaran hepar     :
b.      Pembesaran lien       :
c.       Titik Mc. Burney     :
Perkusi
1.      Ancitas  :

Otot, Tulang (Musculoskeletal)
Pergerakan bebas, kemampuan kekuatan otot nilai 5, tidak fraktur
1.      Pergerakan sendi ( ROM)      : bebas
2.      Kemampuan kekuatan otot kaki : 5
3.      Kemampuan menggemgam : 5
4.      Fraktur : tidak
Lokasi : -

Kulit (Integument)
Warna kulit kemerahan/pigmentasi, akral hangat, turgor elasts, krepitasi dan uedem tidak ada.
1.      Warna kulit   : seumatik
2.      Akral             : hangat
3.      Turgor           : baik
4.      Krepitasi        : tidak ada
5.      Oedeme         : tidak ada




.......................................................................................................................................... Penginderaan
Mata
Bentuk normal, konjugtiva normal, pupil bulat sama besar, gerak bola mata normal, medan penglihatan, visus 6/6, tidak buta warna.
Mata (penglihatan)
Inspeksi
1.      Bentuk mata :
( √ ) normal,                ( ) enoftalmus
( ) eksoptalmus       ( ) lainnya
2.      Konjungtiva
( √ ) normal               ( ) anemic
( ) infeksi                ( ) ikterik
3.      Pupil :   ( √ ) normal   ( ) menyempit
4.      Gerak bola mata : (√ ) normal ( ) menyempit
5.      Visus/ ketajaman penglihatan : Baik
6.      Medan penglihatan  : (√ ) normal  ( ) menyempit
7.      Buta warna : tidak
Jenis             : -
Palpasi
Tekanan intra okuler  : -
Ket : -
Hidung
Septum hidung ditengah, secret jernih, polip (-) tidak ada gangguan penciuman.
Hidung/pembauan
1.      Septum hidung    : ditengah
2.      Secret hidung       : jernih
3.      Polip                       : (-)
4.      Gangguan penciuman : tidak ada
Telinga
Lubang telinga bersih, membrane timpani terang, tidak ada gangguan pendengaran.
Telinga / pendengaran
1.      Lubang telinga   : bersih
2.      Membrane tympani : terang
3.      Gangguan pendengaran : tidak
Mulut dan leher
Bibir normal, gigi lengkap bersih, selaput lender mulut lembab, lidah normal bersih, tidak ada kesulitan menelan, kelenjar tyroid tidak teraba
Mulut dan leher
1.      Bibir : normal
2.      Gigi : lengkap dan bersih
3.      Selaput lender mulut : lembab
4.      Lidah : Normal
5.      Tenggorokan waktu menelan : tidak ada kesulitan menelan
6.      Kelenjar thyroid : tidak teraba


Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
SGOT                         : 121
      SPGT                           : 117
      Ureum                          : 47
      Kreatinin                      : 1.0
      Glukosa Sewaktu         : 128
USG
-
Lain-lain
-

D.    Terapi
-         Infus Asering 20 tetes/menit
-         Obat Injeksi Ranitidin 25 mg/ml
-         Injeksi ranitidine 1A/12 jam/IV
-         Injeksi ketorolac 1A/8 jam/IV
-         Injeksi undancentron 1A/8 jam/IV jika muntah
-         Injeksi antrain 1A/8 jam/IV jika demam











E.     Analisa Data
No
Data
Penyebab
Masalah
1














2









3












Ds :Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika bergerak
Do :Klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya











Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika bergerak
Do :Klien hanya beraring di tempat tidur.







Ds :Kliem mengatakan beberapa hari ini toidak bisa tidur pada malam hari, biasanya klien tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru bisa tidur jam 23.00 .
Do :Mata klien nampak cekung





Tumor abdomen↑ ukuran massa

Bersifat mekano sensitive terhadap serabut saraf

Pelepasan mediator kimia( bradikinin, prostaglandin, serotonin, histamine)

Nosiseptor di serabut

Korteks serebri

Nyeri dipersepsikan


↓ transport As. Amino ke jaringan

↓ protein di seluruh bagian tubuh

Menekan transport As. Amino ke sel-sel otot

   Kelemahan


Nyeri dipersepsikan

RAS teraktivasi

Klien terjaga

Susah tidur
Nyeri














Intoleransi aktivtas









Gangguan pola tidur













F.      Prioritas Masalah
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal

Nama Perawat
1


2


3



Nyeri (akut) Berhubungan dengan proses penyakit.

Intolensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS.
Ditemukan
Teratasi





















G.    Rencana Keperawatan
Tgl
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasioanal

















































Nyeri (akut) Berhubungan dengan proses penyakit.
















Intolensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
.


















Gangguan pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS.



















Nyeri yang dirasakan klien berkurang.
Kriteria :
1.      Nyeri hilang/berkurang
2.      Wajah klien Nampak ceria












Toleransi terhadap aktivitas dengan
kriteria :
1.      Klien mengalami kemajuan dalam beraktivitas















Pola tidur teratasi Dengan kriteria :
1.   Klien tidur 7-8 jam.
2.   Klien Nampak ceria.

















1.      Kaji riwayat nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala.
2.      Berikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music.
3.      Dorong penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam.
4.      Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
1.   Kaji respon klien terhadap aktivitas


2.   Berikan lingkungan tenang.

3.   Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan

4.   Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur.







1.      Kaji pola tidur klien.



2.      Ciptakan lingkungan yang menyenangkan.

3.      Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang nyenyak.




1.      Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.
2.      Dapat meningkatkan relaksasi


3.      Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control.



4.      Analgetik dapat menghambat stimulus nyeri.
1.   Menetapkan kemampuan/kebutuhan klien danmemudahkan pilihan intervensi
2.   Menurunan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
3.   Tirah baring selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic.

4.   Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menunduk ke depan meja atau bantal







1.   Mengetahui gangguan istirahat/tidur klien untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2.   Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan istirahat.
3.   Tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan mempercepat proses penyembuhan.



H.    indakan Keperawatan Dan Catatan Perkembangan
NoDx
TglJam
Implementasi
CatatanPerkembangan
Tt
1





























2























3






























































































1.      Mengkaji riwayat nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala.
Hasil : klien merasa nyeri dibadian perut , sifatnya intermitten dan skalanya 7.
2.      Memberikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music.
Hasil : klien menjadi lebih rileks.
3.      Mendorong penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam.
Hasil : klien melakukan napas dalam ketika nyeri mulai dirasakan.
4.      Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
5.      Hasil : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.

1.      Mengkaji respon klien terhadap aktivitas.
Hasil : klien hanya berdiam diri di tempat tidurnya.
2.      Memberikan lingkungan tenang.
Hasil : keluarga klien mengerti dan akan memberikan lingkungan yang tenang untuk klien.
3.      Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan.
Hasil :  klien mengerti dan mau melaksanakan.
4.         Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur.
Hasil : klien mengatakan lebih nyaman dengan dua bantal di kepalanya.

1.      Mengkaji pola tidur klien.
Hasil : klien sulit tidur pada malam hari, biasanya klien tidur pukul 20.00, tapi selama di RS klien baru bisa tidur pukul 23.00 .
2.      Menciptakan lingkungan yang menyenangkan.
Hasil : tempat tidur klien rapi dan bersih.
3.      Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang nyenyak.
Hasil : klien mengerti dan  mengatakan akan melaksanakan.



S : klien mengatakan nyerinya berkurang
O :klien tampak tidak meringis lagi
A : masalah belum teratasi
P : intervensidilanjutkan


























S : klien mengatakan sudah mulai bisa bergerak.
O : klien nampak sudah bisa bangun dari tempat tidurnya.
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan.



















S : klien mengatakan sudah mulai bisa tidur tp masih sering terbangun.
O :klien tampak segar.
A : masalah sebagian teratasi.
P : intervensidilanjutkan
Klien dirujuk ke makassar





































Tidak ada komentar:

Posting Komentar