ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
TN. P DENGAN TUMOR ABDOMEN
DIRUANGAN
MELATI RSUD KABUPATEN MAMUJU
OLEH :
NAMA : LUKMAN
NIM : 012010005
CI LAHAN CI
INSTITUSI
Ns.
Sitti Aminah, S. Kep I Kadek Dwi Suarjana, S. Kep
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIKES)
ANDINI PERSADA MAMUJU
SUL-BAR
TAHUN AKADEMIK
2013/2014
SI KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR ABDOMEN
A. Pengertian
Tumor
adalah : benjolan yang disebabkan oleh oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan
yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000)
Tumor
adalah : massa padat besar, meninggi dan
berukuran lebih dari 2 cm. ( Carwin, Elizabeth.J. 2000)
Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga
sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. (http///tumor
abdomen.html)
B.
Etiologi
Penyebab terjadinya
tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.Pembedaan sel tumor
tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam
pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang
dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
2. Hormone
3. Gaya hidup, kelebihan
nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat.
4. Parasit : parasit
schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetic
6. Infeksi, trauma,
hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
C. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang
bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi ganetic dari DNA seluler, sel
abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan
sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
Sel-sel
neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kempuan sel untuk
oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk
oksidasi.Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak
yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang
lmenghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jarinagan yang
tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan energi, antara
lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan
bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).
Ketika dicapai
suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada
jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit
ini dapat diuraikan secara umumn seperti
yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab
tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn
penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne
C.2001).
D.
Manifestasi Klinik
1. Hiperplasia
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau
keras
3. Tumor epital biasanya mengandung
sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung
jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
4. Kadang tampak hipervaskulari
disekitar tumor.
5. Biasa terjadi pengerutan dam
mengalami retraksi.
6. Edema disekitar tumor disebabkan
infiltrasi kepembuluh limfe.
7. Nyeri
8. Anoreksia, mual, muntah.
9. Penurunan berat badan.
E.
Test diagnostic
Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam
mengevakluasi malignansi meliputi:
1. Marker tumo
Substansi
yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh tumor atau
oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan
medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambatan berbagai
struktur tubuh.
3. CT Scan
Menggunakan
pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk
memberikan pandangan potongan melintang.
4. Flouroskopi
Menggunakan
sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan; dap[at
,mencakup penggunaan bahan kontras.
5. Ultrasound
Echo dari
gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk
mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.
6. Endoskopi
Memvisualkan
langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke dalam rongga
tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi
dan eksisi tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan
suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan pencitraan yang menkadi yempat berkumpulnya
radioisotope.(Smeltzer, Suzanne C.2001).
F.
Penatalaksanaan medic
1. Pembedahan
Pembedahan
adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau total,
dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
2. Pasien dengan tumor lambung tanpa
biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi
eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani
prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan
adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer,
Suzanne C. 2001)
3. Radioterapi
Penggunaaan
partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan tumor dapat
menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.Bentuk energy yang digunakan
pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum
elektromagnetik.
4. Kemoterapi
Kemoterapi
sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor, untuk
tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi
dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang
tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
8. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi
sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker dengan menstimulasi system
imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin,
factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).
Daftar Pustaka
Aziz Halimul Hidayat, 2004,
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema Medika.
Budi Kusuma, 2001, Ilmu Patologi,
Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta: EGC
Doenges,
E.M, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Elizabet
J. Corwin, 2000. Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
E,
Oswari, 2000, Bedah dan Perawatanya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Gale,Danielle
RN, MS, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Smelster
Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.Jakarta : EGC.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA TN. ” P ” DENGAN TUMOR ABDOMEN
Asuhan
keperawatan pada :
Tn. “ P ”
Dengan diagnosa
medis :Tumor
Abdomen
Di ruang :
Melati
Tanggal :
23 September 2013
A.
Identitas
1. Identitas
Pasien
Nama :
Tn. ” P ”
Umur :
47 tahun
Agama :
Kristen protestan
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Status :
Kawin
Pendidikan :
smp
Pekerjaan :
Petani
Suku Bangsa :
Mamasa/indonesia
Alamat :
Jl. Soekarno Hatta
Tanggal Masuk : 23
september 2013
Tanggal Pengkajian :
24 september 2013
No. Register :
03 74 76
Diagnosa Medis :
Tumor Abdomen
Penanggung
jawab :
Askes/Astek/Jamsostek/Sendiri
2. Identitas
Penanggung Jawab
Nama :
desi
Umur : 45 tahun
Hub. Dengan
Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Soekarno Hatta
B.
Riwayat
Sakit Dan Kesehatan
1. Keluhan
utama :
sakit perut
2. Riwayat
penyakit sekarang :
sakit perut
3. Riwayat
penyakit dahulu : -
4. Riwayat
alergi :
-
5. Riwayat
kesehatan keluarga : -
6. Susunan
keluarga (genogram) :
Ket :
:
Laki-laki
: Perempuan
: Klien
:
Meninggal
: Ada hubungan
. . . . : Tinggal serumah
? :
Umur tidak diketahui
C.
Pola
Fungsi Kesehatan
1. Pola
Nutrisi/Metabolik
a. Makan
1) Jenis
: nasi,
sayur, dan ikan
2) Porsi : sedang
3) Frekuensi : 3 x sehari
4) Diet
khusus : -
5) Makanan
yang disukai : -
6) Pantangan : -
7) Nafsu
makan :
( ) Normal ( ) Meningkat (
√ ) Menurun
( ) Mual ( ) Muntah ( ) Stomatitis
8) Keterangan :
9) Kesulitan
Menelan : (
) Ya ( √ )
Tidak
10) Gigi
palsu :
( ) Ya ( √ ) Tidak
b. Minum
1) Frekuensi
: 1-8 gelas/hari
2) Jumlah : ± 2000 cc
3) Jenis : Air putih
2. Persepsi/Penatalaksanaan
Kesehatan
Klien
yakin akan sembuh dari penyakitnya
3. Pola
istirahat Tidur
a. Waktu
tidur : tidak
menentu
b. Jumlah
: tidak
menentu
c. Insomnia : tidak menentu
4. Pola
Aktifitas dan Latihan
a. Alat
bantu : Ya
b. Kebersihan
Diri :
1) Mandi
: 2x/hr
2) Gosok
gigi : 2x/hr
3) Keramas
: tidak menentu
x/hr
4) Potong
kuku : tidak menentu
x/hr
c. Aktifitas
Sehari-hari : petani
d. Rekreasi : -
e. Kemampuan
Perawatan diri :
Aktifitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mandi
|
√
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
√
|
|
|
|
|
Eliminasi
|
|
√
|
|
|
|
Mobilisasi
Ditempat tidur
|
|
√
|
|
|
|
Pindah
|
√
|
|
|
|
|
Ambulasi
|
|
√
|
|
|
|
Naik tangga
|
|
√
|
|
|
|
Keterangan :
Skor
: 0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang
lain
3 : perlu bantuan orang
lain dan alat
4 :
Tergantung tidak mampu
5
Pola Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi :
Bervariasi dari 1-3x sampai setiap kali tiap 3 hari
2)
Konsistensi : Lembap, berbentuk
3) Warna :
cokelat
4) Masalah yang dirasakan : -
5) Ket. Lainnya :
-
b. BAK
1) Frekuensi : tidak menentu
2) Masalah
yang dirasakan : -
3) Ket.
Lainnya : -
5. Pola
Nilai dan Kepercayaan
a. pelaksanaan
ibadah : tiap hari minggu
b. larangan/pantangan
agama : -
c. ket.
Lainnya : -
d. pola
seksual reproduksi : baik,
6. Pola
Kognitif Perceptual
a. Bicara : baik
b. Bahasa : bahasa
Indonesia/mamasa
c. Kemampuan
membaca : kurang
d. Tingkat
ansietas : -
e. Perubahan
sensori : -
7. Pola
Koping
a. kehilangan
perubahan yang terjadi sebelumnya :
Ya
b. koping
adaptasi yang sering dipakai :
-
8. Pola
Peran Berhubungan
a. Status
perkawinan :
kawin
b. pekerjaan
:
petani
c. Kualitas
bekerja :
baik
d. Hubungan
dengan orang lain : baik
e. Sistem
pendukung :
baik
Pengkajian Fisik
Batas Normal
|
Hasil Pemeriksaan
|
Tanda-tanda
vital
Suhu
36-37 oCNadi 60-100x/menit,
Tensi rata-rata 130/80 mmhg, RR 16-24x/menit.
|
Tanda-Tanda
Vital
a. Suhu : 36, 7oC
b. Nadi : 80 x/i
c. Tekanan
darah : 110/80 mmHg
d. Respirasi
rate : 22 x/i
e. Berat
badan : 52 kg
f.
Tinggi badan : 165cm
|
Pernafasan
(Respiratory)
Bentuk
dada simetri, sputum sedikit dan jernih, pola napas regular, vocal
premituslapangan paru tidak meningkat dan tidak menurun, suara perkusi sonor,
auskultasi suara nafas vesikuler, suara tambahan tidak ada.
|
Inspeksi
1. Bentuk
dada : simetris
2. Sekresi
dan batuk
a. Batuk : -
b. Sputum : -
c. Warna : -
3. Pola
nafas : baik
Palpasi
1. Tractil
fremitis/fremitus vocal
a. Meningkat lokasi : -
b. Menurun Lokasi : -
c. Lain-lain : -
Perkusi
1. Suara
perkusi ditimbulkan :
Lainnya : -
Auskultasi
1. Auskultasi
suara nafas
a. Vesikuler
di : -
b. Broncho
vesicular di : -
c. Bronchial
di : -
2. Suara
ucapan (vocal resonansi)
3. Suara
tambahan
a. Rales,lokasi : -
b. Ronchi,lokasi : -
c. Pleura
friction-rub, lokasi : -
|
Cardiovaskuler
Iktus cordis berada
di ICS 5 lebar 1 cm, heart rate sama dengan nadi dengan frekuensi normal
antara 80-100x/mnitreguler, auskultasi bunyi jantung normal, tidak ada suara
tambahan
|
Inspeksi
Iktus cordis teraba
pada : -
Palpasi
1. Iktus
cordis : -
2. Frekuensi
heart rate : -
Ket. : -
3. Nadi
: 80 x/i
Ket. :
Perkusi
1. Pembesaran
jantung : -
2. Nyeri
dada : -
Auskultasi
( √ )normal
( ) tambahan :
Jenis : -
|
Persyarafan
(Neurogical)
Kesadaran
compos mentis, GCS 15, reflex bicep, tricep, patella dan archilles (+),
babinsky (-), koordinasi gerak baik, kesemutan (-), kejang (-)
|
1. Tingkat
kesadaran :Compos mentis
2. GCS : 15
Mata
: 4 , bicara : 5 , gerakan : 6
3. Reflek
·
Reflek bicep : (+)
·
Reflek tricep :
(+)
·
Reflek patella : (+)
·
Reflek achilese : (+)
·
Babinsky : (-)
4. Lainnya
:
5. Koordinasi
gerak : baik
6. Kejang
: (-)
7. Perasa
:(-)
|
Gastrointestinal
Abdomen
datar, tepi perut dan umbilicus tidak menonjol, bendungan pembulu darah
dikulit abdomen tidak ada, peristaltic usus 5-35/m, nyeri umum dan nyeri
khusus tidak ada, ancietas tidak ada.
|
Inspeksi
1. Bentuk : simetris
2. Tepi
perut : tidak menonjol
3. Bendungan
pembuluh darah vena
Abdomen : tidak ada
Arah
alirannya : -
Auskultasi
1. Bunyi
peristaltic usus : 5-35 x/mnt
Palpasi
1. Palpasi
umum :
(
) tidak ada nyeri
(
√ ) nyeri umum, lokasi : Perut
(
) massa atau benjolan, Lokasi :
2. Palpasi
khusus
a. Pembesaran
hepar :
b. Pembesaran
lien :
c. Titik
Mc. Burney :
Perkusi
1. Ancitas :
|
Otot, Tulang
(Musculoskeletal)
Pergerakan
bebas, kemampuan kekuatan otot nilai 5, tidak fraktur
|
1. Pergerakan
sendi ( ROM) : bebas
2. Kemampuan
kekuatan otot kaki : 5
3. Kemampuan
menggemgam : 5
4. Fraktur
: tidak
Lokasi
: -
|
Kulit
(Integument)
Warna
kulit kemerahan/pigmentasi, akral hangat, turgor elasts, krepitasi dan uedem
tidak ada.
|
1. Warna
kulit : seumatik
2. Akral : hangat
3. Turgor : baik
4. Krepitasi : tidak ada
5. Oedeme : tidak ada
|
.......................................................................................................................................... Penginderaan
Mata
Bentuk normal,
konjugtiva normal, pupil bulat sama besar, gerak bola mata normal, medan
penglihatan, visus 6/6, tidak buta warna.
|
Mata (penglihatan)
Inspeksi
1. Bentuk
mata :
(
√ ) normal, ( )
enoftalmus
(
) eksoptalmus ( ) lainnya
2. Konjungtiva
(
√ ) normal ( ) anemic
(
) infeksi ( ) ikterik
3. Pupil
: ( √ ) normal ( ) menyempit
4. Gerak
bola mata : (√ ) normal ( ) menyempit
5. Visus/
ketajaman penglihatan : Baik
6. Medan
penglihatan : (√ ) normal ( ) menyempit
7. Buta
warna : tidak
Jenis : -
Palpasi
Tekanan
intra okuler : -
Ket
: -
|
Hidung
Septum hidung
ditengah, secret jernih, polip (-) tidak ada gangguan penciuman.
|
Hidung/pembauan
1. Septum
hidung : ditengah
2. Secret
hidung : jernih
3. Polip : (-)
4. Gangguan
penciuman : tidak ada
|
Telinga
Lubang telinga
bersih, membrane timpani terang, tidak ada gangguan pendengaran.
|
Telinga / pendengaran
1. Lubang
telinga : bersih
2. Membrane
tympani : terang
3. Gangguan
pendengaran : tidak
|
Mulut dan leher
Bibir normal, gigi
lengkap bersih, selaput lender mulut lembab, lidah normal bersih, tidak ada
kesulitan menelan, kelenjar tyroid tidak teraba
|
Mulut dan leher
1. Bibir
: normal
2. Gigi
: lengkap dan bersih
3. Selaput
lender mulut : lembab
4. Lidah
: Normal
5. Tenggorokan
waktu menelan : tidak ada kesulitan menelan
6. Kelenjar
thyroid : tidak teraba
|
Pemeriksaan
Penunjang
|
|
Laboratorium
|
SGOT : 121
SPGT :
117
Ureum :
47
Kreatinin :
1.0
Glukosa Sewaktu :
128
|
USG
|
-
|
Lain-lain
|
-
|
D.
Terapi
-
Infus Asering 20
tetes/menit
-
Obat Injeksi Ranitidin
25 mg/ml
-
Injeksi ranitidine
1A/12 jam/IV
-
Injeksi ketorolac 1A/8
jam/IV
-
Injeksi undancentron
1A/8 jam/IV jika muntah
E.
Analisa
Data
No
|
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
1
2
3
|
Ds :Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika
bergerak
Do :Klien Nampak gelisah dan tidak focus saat ditanya
Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan semakin sakit jika
bergerak
Do :Klien hanya beraring di tempat tidur.
Ds :Kliem mengatakan beberapa hari ini toidak bisa tidur
pada malam hari, biasanya klien tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru bisa
tidur jam 23.00 .
Do :Mata klien nampak cekung
|
Tumor abdomen↑ ukuran massa
Bersifat mekano sensitive terhadap serabut saraf
Pelepasan mediator kimia( bradikinin, prostaglandin,
serotonin, histamine)
Nosiseptor di serabut
Korteks serebri
Nyeri dipersepsikan
↓ transport As. Amino ke jaringan
↓ protein di seluruh bagian tubuh
Menekan transport As. Amino ke sel-sel otot
Kelemahan
Nyeri dipersepsikan
RAS teraktivasi
Klien terjaga
Susah tidur
|
Nyeri
Intoleransi aktivtas
Gangguan pola tidur
|
F.
Prioritas
Masalah
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tanggal
|
|
Nama
Perawat
|
1
2
3
|
Nyeri
(akut) Berhubungan dengan proses penyakit.
Intolensi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS.
|
Ditemukan
|
Teratasi
|
|
|
|
G.
Rencana
Keperawatan
Tgl
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasioanal
|
|
Nyeri
(akut) Berhubungan dengan proses penyakit.
Intolensi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan teraktivasi RAS.
|
Nyeri yang dirasakan klien berkurang.
Kriteria :
1. Nyeri hilang/berkurang
2. Wajah klien Nampak ceria
Toleransi terhadap aktivitas dengan
kriteria :
1. Klien mengalami kemajuan dalam
beraktivitas
Pola tidur teratasi Dengan
kriteria :
1. Klien tidur 7-8 jam.
2. Klien Nampak ceria.
|
1. Kaji riwayat nyeri misalnya lokasi,
durasi dan skala.
2. Berikan
tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan
misalnya music.
3. Dorong
penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya
relaksasi napas dalam.
4. Kolaborasi
pemberian analgetik sesuai indikasi.
1. Kaji respon klien
terhadap aktivitas
2. Berikan
lingkungan tenang.
3. Jelaskan
pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan
4. Bantu pasien
memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur.
1. Kaji pola tidur klien.
2. Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan.
3. Anjurkan klien untuk banyak
istirahat dan tidur yang nyenyak.
|
1. Informasi
memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.
2. Dapat
meningkatkan relaksasi
3. Memungkinkan
klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control.
4. Analgetik
dapat menghambat stimulus nyeri.
1. Menetapkan
kemampuan/kebutuhan klien danmemudahkan pilihan intervensi
2. Menurunan
stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
3. Tirah baring
selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic.
4. Pasien
mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menunduk ke depan
meja atau bantal
1. Mengetahui
gangguan istirahat/tidur klien untuk menentukan intervensi selanjutnya.
2. Lingkungan
yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan istirahat.
3. Tidur yang
cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan mempercepat proses penyembuhan.
|
H.
indakan
Keperawatan Dan Catatan Perkembangan
NoDx
|
TglJam
|
Implementasi
|
CatatanPerkembangan
|
Tt
|
1
2
3
|
|
1. Mengkaji riwayat
nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala.
Hasil : klien merasa nyeri dibadian perut
, sifatnya intermitten dan skalanya 7.
2. Memberikan tindakan kenyaman dasar misal:
massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music.
Hasil : klien menjadi lebih rileks.
3. Mendorong penggunaan keterampilan
penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam.
Hasil : klien melakukan napas dalam ketika nyeri mulai dirasakan.
4. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi.
5. Hasil : Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan berkurang.
1. Mengkaji respon klien
terhadap aktivitas.
Hasil : klien hanya berdiam diri di
tempat tidurnya.
2. Memberikan lingkungan tenang.
Hasil : keluarga klien mengerti dan akan
memberikan lingkungan yang tenang untuk klien.
3. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam
rencana pengobatan.
Hasil :
klien mengerti dan mau melaksanakan.
4.
Bantu pasien
memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur.
Hasil : klien mengatakan lebih nyaman
dengan dua bantal di kepalanya.
1. Mengkaji pola tidur klien.
Hasil : klien sulit tidur pada malam
hari, biasanya klien tidur pukul 20.00, tapi selama di RS klien baru bisa
tidur pukul 23.00 .
2. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan.
Hasil : tempat tidur klien rapi dan
bersih.
3. Menganjurkan klien untuk banyak
istirahat dan tidur yang nyenyak.
Hasil : klien mengerti dan
mengatakan akan melaksanakan.
|
S : klien mengatakan nyerinya berkurang
O :klien
tampak tidak meringis lagi
A : masalah
belum teratasi
P :
intervensidilanjutkan
S :
klien mengatakan sudah mulai bisa bergerak.
O :
klien nampak sudah bisa bangun dari tempat tidurnya.
A :
masalah belum teratasi
P :
intervensi dilanjutkan.
S : klien mengatakan sudah mulai bisa
tidur tp masih sering terbangun.
O :klien
tampak segar.
A : masalah sebagian teratasi.
P :
intervensidilanjutkan
Klien dirujuk ke makassar
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar